Kisah Satu Kata di Balik Pidato Bersejarah Presiden Prabowo di PBB
OPINI MUDA
 260920257.jpg)
Presiden Prabowo bahkan menulis surat untuk anak-anak Indonesia yang berasal dari keluarga miskin ekstrem.
"Semua anak-anak Indonesia adalah masa depan Indonesia," kata Presiden saat itu.
Seluruh langkah ini diarahkan pada satu tujuan besar: mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Staf Khusus Presiden RI, Dirgayuzza Setiawan, menjelaskan bahwa Indonesia Emas sekurang-kurangnya memiliki tiga inti.
Pertama, anak Indonesia harus sehat, angka harapan hidupnya harus di atas rata-rata dunia.
Kedua, anak Indonesia pintar, Skor PISA mereka harus di atas rata-rata negara maju. Ini harus kita perjuangkan.
Ketiga, anak-anak Indonesia harus sejahtera, punya pendapatan tinggi dan mampu bersaing dengan anak-anak dari negara lain.
Saya jadi teringat satu kisah nyata. Pada 20 Januari 2025, Presiden Prabowo dikerumuni ratusan anak SD di Sumedang.
prabowo dan anak sekolah
Mereka membawa spidol dan meminta tanda tangan di topi dan baju mereka. Presiden tersenyum dan berkata:
"Jangan nanti gurumu marah. Tidak boleh tanda tangan di topi dan baju."
Presiden Prabowo memang tidak membubuhkan tanda tangan di seragam anak-anak itu, tetapi ia telah menandatangani sesuatu yang jauh lebih penting: kebijakan strategis dan program prioritas untuk mengamankan masa depan anak Indonesia.
Semua itu menunjukkan bahwa di balik satu kata “anak” yang sering diucapkan Presiden Prabowo, terkandung sebuah arah besar: membentuk generasi penerus yang sehat, cerdas, bahagia, dan sejahtera.
Dari mimbar PBB hingga lokasi Cek Kesehatan Gratis dan dapur Makan Bergizi Gratis di pelosok negeri, fokus ini bukan sekadar kata-kata, melainkan investasi nyata untuk Generasi Emas 2045.
Terima kasih sekali atas kritik dan saran dari seluruh masyarakat.
Salam Indonesia bergerak maju.
Hormat kami.