Sejarah Pemilu di Indonesia: Pesta Demokrasi dari 1955 hingga Kini
SEJARAH
Baca Juga: Tantangan Keamanan Siber Indonesia di Tengah Akselerasi AI dan Ekonomi Digital
Era Orde Baru: Pemilu di Bawah Stabilitas Politik
Setelah periode Demokrasi Terpimpin, Indonesia memasuki era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pada masa ini, Pemilu kembali dilaksanakan secara rutin, dimulai pada tahun 1971. Pemilu Orde Baru diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yakni pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Namun, karakteristik Pemilu pada era ini sangat berbeda dengan Pemilu 1955.
Meskipun Pemilu tetap diadakan, kebebasan berpolitik dibatasi secara signifikan. Partai peserta Pemilu disederhanakan menjadi hanya tiga kekuatan politik: Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan Golongan Karya (Golkar). Selama 32 tahun Orde Baru, Golkar selalu menjadi pemenang mutlak di setiap Pemilu. Sistem Pemilu pada masa ini sering dikritik karena dianggap kurang transparan dan lebih mengedepankan stabilitas politik daripada kompetisi yang sehat. Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), bukan secara langsung oleh rakyat.
Masa Reformasi: Menuju Demokrasi yang Lebih Terbuka
Lengsernya Presiden Soeharto pada tahun 1998 menandai berakhirnya era Orde Baru dan dimulainya era Reformasi. Perubahan besar ini membawa angin segar bagi sistem demokrasi di Indonesia, termasuk dalam penyelenggaraan Pemilu. Pemilu pasca-Reformasi yang pertama diadakan pada tahun 1999, menjadi tonggak penting dalam sejarah politik Indonesia. Pemilu ini lebih terbuka, dengan banyaknya partai politik yang turut serta dan persaingan yang lebih ketat.